RA. Kartini lahir pada tanggal 21 April 1879 di Jepara, Jawa Tengah. RA.
Kartini dikenal sebagai perempuan yang mempelopori kesetaraan derajat
antara perempuan dan pria di Indonesia. Hal ini dimulai ketika Kartini
merasakan banyaknya diskriminasi yang terjadi antara pria dan perempuan
pada masa itu, dimana beberapa perempuan sama sekali tidak diperbolehkan
mengenyam pendidikan. Kartini sendiri mengalami kejadian ini ketika ia
tidak diperbolehkan melanjutkan studinya ke jenjang yang lebih tinggi.
Kartini sering berkorespondensi dengan teman-temannya di luar negeri,
dan akhirnya surat-surat tersebut dikumpulkan oleh Abendanon dan
diterbitkan sebagai buku dengan judul “Habis Gelap Terbitlah Terang”.
Biografi Singkat Kartini
Semasa hidupnya dimulai dengan lahirnya Kartini di keluarga priyayi.
Kartini yang memiliki nama panjang Raden Adjeng Kartini ini ialah anak
perempuan dari seorang patih yang kemudian diangkat menjadi bupati
Jepara, Raden Mas Adipati Ario Sosroningrat. Ibu dari Kartini memiliki
nama M.A. Ngasirah, istri pertama dari Sosroningrat yang bekerja sebagai
guru agama di salah satu sekolah di Telukawur, Jepara. Silsilah
keluarga Kartini dari ayahnya, bisa dilacak terus hingga Sultan
Hamengkubuwono IV, dan garis keturunan Sosroningrat sendiri bisa terus
ditelusuri hingga pada masa Kerajaan Majapahit.
Ayah Kartini sendiri
awalnya hanyalah seorang wedana (sekarang pembantu Bupati) di Mayong.
Pada masa itu, pihak kolonial Belanda mewajibkan siapapun yang menjadi
bupati harus memiliki bangsawan sebagai istrinya, dan karena M.A.
Ngasirah bukanlah seorang bangsawan, ayahnya kemudian menikah lagi
dengan Radeng Adjeng Moerjam, wanita yang merupakan keturunan langsung
dari Raja Madura. Pernikahan tersebut juga langsung mengangkat kedudukan
ayah Kartini menjadi bupati, menggantikan ayah dari R.A. Moerjam, yaitu
Tjitrowikromo.
Sejarah perjuangan RA. Kartini semasa hidupnya
berawal ketika ia yang berumur 12 tahun dilarang melanjutkan studinya
setelah sebelumnya bersekolah di Europese Lagere School (ELS) dimana ia
juga belajar bahasa Belanda. Larangan untuk Kartini mengejar cita-cita
bersekolahnya muncul dari orang yang paling dekat dengannya, yaitu
ayahnya sendiri. Ayahnya bersikeras Kartini harus tinggal di rumah
karena usianya sudah mencapai 12 tahun, berarti ia sudah bisa dipingit.
Selama masa ia tinggal di rumah, Kartini kecil mulai menulis surat-surat
kepada teman korespondensinya yang kebanyakan berasal dari Belanda,
dimana ia kemudian mengenal Rosa Abendanon yang sering mendukung apapun
yang direncanakan Kartini. Dari Abendanon jugalah Kartini kecil mulai
sering membaca buku-buku dan koran Eropa yang menyulut api baru di dalam
hati Kartini, yaitu tentang bagaimana wanita-wanita Eropa mampu
berpikir sangat maju. Api tersebut menjadi semakin besar karena ia
melihat perempuan-perempuan Indonesia ada pada strata sosial yang amat
rendah.
Kartini juga mulai banyak membaca De Locomotief, surat kabar
dari Semarang yang ada di bawah asuhan Pieter Brooshoof. Kartini juga
mendapatkan leestrommel, sebuah paketan majalah yang dikirimkan oleh
toko buku kepada langganan mereka yang di dalamnya terdapat
majalah-majalah tentang kebudayaan dan ilmu pengetahuan. Kartini kecil
sering juga mengirimkan beberapa tulisan yang kemudian ia kirimkan
kepada salah satu majalah wanita Belanda yang ia baca, yaitu De
Hollandsche Lelie. Melalui surat-surat yang ia kirimkan, terlihat jelas
bahwa Kartini selalu membaca segala hal dengan penuh perhatian sambil
terkadang membuat catatan kecil, dan tak jarang juga dalam suratnya
Kartini menyebut judul sebuah karangan atau hanya mengutip
kalimat-kalimat yang pernah ia baca. Sebelum Kartini menginjak umur 20
tahun, ia sudah membaca buku-buku seperti De Stille Kraacht milik Louis
Coperus, Max Havelaar dan Surat-Surat Cinta yang ditulis Multatuli,
hasil buah pemikiran Van Eeden, roman-feminis yang dikarang oleh Nyonya
Goekoop de-Jong Van Beek, dan Die Waffen Nieder yang merupakan roman
anti-perang tulisan Berta Von Suttner. Semua buku-buku yang ia baca
berbahasa Belanda.
Pada tanggal 12 November 1903, Kartini dipaksa
menikah dengan bupati Rembang oleh orangtuanya. Bupati yang bernama
K.R.M. Adipati Ario Singgih Djojo Adhiningrat ini sebelumnya sudah
memiliki istri, namun ternyata suaminya sangat mengerti cita-cita
Kartini dan memperbolehkan Kartini membangun sebuah sekolah wanita.
Selama pernikahannya, Kartini hanya memiliki satu anak yang diberi nama
Soesalit Djojoadhiningrat. Kartini kemudian menghembuskan nafas
terakhirnya 4 hari setelah melahirkan anak satu-satunya di usia 25
tahun.
Pemikiran dan Surat-Surat Kartini
Wafatnya Kartini tidak
serta-merta mengakhiri perjuangan RA. Kartini semasa hidupnya karena
salah satu temannya di Belanda, Mr. J.H. Abendanon mengumpulkan
surat-surat yang dulu pernah dikirimkan oleh Kartini kepada
teman-temannya di Eropa. Abendanon kemudian membukukan seluruh surat itu
dan diberi nama Door Duisternis tot Licht yang jika diartikan secara
harfiah berarti “Dari Kegelapan Menuju Cahaya”. Buku ini diterbitkan
pada tahun 1911, dan cetakan terakhir ditambahkan sebuah surat “baru”
dari Kartini.
Pemikiran-pemikiran Kartini dalam surat-suratnya tidak
pernah bisa dibaca oleh beberapa orang pribumi yang tidak dapat
berbahasa Belanda. Baru pada tahun 1922, Balai Pustaka menerbitkan versi
translasi buku dari Abendanon yang diberi judul “Habis Gelap Terbitlah
Terang: Buah Pikiran” dengan bahasa Melayu. Pada tahun 1938, salah satu
sastrawan bernama Armijn Pane yang masuk dalam golongan Pujangga Baru
menerbitkan versi translasinya sendiri dengan judul Habis Gelap
Terbitlah Terang. Versi milik Pane membagi buku ini dalam lima bab untuk
menunjukkan cara berpikir Kartini yang terus berubah. Beberapa
translasi dalam bahasa lain juga mulai muncul, dan semua ini dilakukan
agar tidak ada yang melupakansejarah perjuangan RA. Kartini semasa
hidupnya itu.
SEJARAH INDONESIA
Kamis, 21 April 2016
Kamis, 04 Desember 2014
KETIKA SOEKARNO TIDAK LAGI MENGHUNI ISTANA NEGARA
"Jadikan deritaku ini sebagai kesaksian, bahwa kekuasaan
seorang presiden sekalipun ada batasnya. Karena kekuasaan yang langgeng
hanyalah kekuasaan rakyat. Dan diatas segalanya adalah kekuasaan Tuhan Yang
Maha Esa.” (Soekarno, 1967)
Tak lama setelah mosi tidak percaya parlemen bentukan Nasution di
tahun 1967 dam MPRS menunjuk Suharto sebagai Presiden RI, Soekarno menerima
surat untuk segera meninggalkan Istana dalam waktu 2 X 24 Jam.
Soekarno tidak diberi waktu untuk menginventarisir barang-barang
pribadinya. Wajah-wajah tentara yang mengusir Soekarno tidak bersahabat lagi.
"Bapak harus cepat meninggalkan Istana ini dalam waktu dua hari dari
sekarang!".
Soekarno pergi ke ruang makan dan melihat Guruh sedang membaca
sesuatu di ruang itu. "Mana kakak-kakakmu" kata Soekarno. Guruh
menoleh ke arah Bapaknya dan berkata "Mereka pergi ke rumah Ibu".
Rumah Ibu yang dimaksud adalah rumah Fatmawati di Jalan Sriwijaya,
Kebayoran Baru. Soekarno berkata lagi "Mas Guruh, Bapak tidak
boleh lagi tinggal di Istana ini lagi, kamu persiapkan barang-barangmu, jangan
kamu ambil lukisan atau hal lain, itu punya negara". Kata Soekarno,
Bung Karno lalu melangkah ke arah ruang tamu Istana, disana ia
mengumpulkan semua ajudan-ajudannya yang setia. Beberapa ajudannya sudah tidak
kelihatan karena para ajudan bung karno sudah ditangkapi karena diduga terlibat
Gestapu. "Aku sudah tidak boleh tinggal di Istana ini lagi, kalian jangan
mengambil apapun, Lukisan-lukisan itu, Souvenir dan macam-macam barang. Itu milik
negara.
Semua ajudan menangis saat tau Soekarno mau pergi "Kenapa
bapak tidak melawan, kenapa dari dulu bapak tidak melawan..." Salah satu
ajudan separuh berteriak memprotes tindakan diam Soekarno.
"Kalian tau apa, kalau saya melawan nanti perang saudara, perang
saudara itu sulit jikalau perang dengan Belanda jelas hidungnya beda dengan
hidung kita. Perang dengan bangsa sendiri tidak, wajahnya sama dengan
wajahmu...keluarganya sama dengan keluargamu, lebih baik saya yang robek dan
hancur daripada bangsa saya harus perang saudara". tegas bung karno kepada
ajudannya.
Tiba-tiba beberapa orang dari dapur berlarian saat mendengar Soekarno mau
meninggalkan Istana. "Pak kami memang tidak ada anggaran untuk masak, tapi
kami tidak enak bila bapak pergi, belum makan. Biarlah kami patungan dari uang
kami untuk masak agak enak dari biasanya".
Soekarno tertawa "Ah, sudahlah sayur lodeh basi tiga itu
malah enak, kalian masak sayur lodeh saja. Aku ini perlunya apa..."
Di hari kedua saat Soekarno sedang membenahi baju-bajunya datang
perwira suruhan Orde Baru. "Pak, Bapak harus segera meninggalkan tempat
ini". Beberapa tentara sudah memasuki ruangan tamu dan menyebar sampai ke
ruang makan.
Mereka juga berdiri di depan Soekarno dengan senapan
terhunus. Soekarno segera mencari koran bekas di pojok kamar, dalam
pikiran Soekarno yang ia takutkan adalah bendera pusaka akan diambil
oleh tentara.
Lalu dengan cepat Soekarno membungkus bendera pusaka
dengan koran bekas, ia masukkan ke dalam kaos
oblong, Soekarno berdiri sebentar menatap tentara-tentara itu, namun
beberapa perwira mendorong tubuh Soekarno untuk keluar kamar.
Sesaat ia melihat wajah Ajudannya Maulwi Saelan ( pengawal
terakhir bung karno) dan Soekarno menoleh ke arah Saelan.
"Aku pergi dulu" kata Soekarno dengan terburu-buru.
"Bapak tidak berpakaian rapih dulu, Pak" Saelan separuh berteriak.
Soekarno hanya mengibaskan tangannya. Soekarno langsung
naik VW Kodok, satu-satunya mobil pribadi yang ia punya dan meminta sopir
diantarkan ke Jalan Sriwijaya, rumah Ibu Fatmawati.
Di rumah Fatmawati, Soekarno hanya duduk seharian saja
di pojokan halaman, matanya kosong. Ia meminta bendera pusaka dirawat
hati-hati. Soekarno kerjanya hanya mengguntingi daun-daun di halaman.
Kadang-kadang ia memegang dadanya yang sakit, ia sakit ginjal
parah namun obat yang biasanya diberikan sudah tidak boleh diberikan. Sisa obat
di Istana dibuangi.
Suatu saat Soekarno mengajak ajudannya yang bernama
Nitri gadis Bali untuk jalan-jalan. Saat melihat
duku, Soekarno kepengen duku tapi dia tidak punya uang. "Aku
pengen duku, ...Tru, Sing Ngelah Pis, aku tidak punya uang" Nitri yang
uangnya pas-pasan juga melihat ke dompetnya, ia merasa cukuplah buat beli duku
sekilo.
Lalu Nitri mendatangi tukang duku dan berkata "Pak Bawa
dukunya ke orang yang ada di dalam mobil". Tukang duku itu berjalan dan
mendekat ke arah Bung Karno. "Mau pilih mana, Pak manis-manis nih "
sahut tukang duku dengan logat betawi kental.
Soekarno dengan tersenyum senang berkata "coba kamu cari
yang enak". Tukang Duku itu mengernyitkan dahinya, ia merasa kenal dengan
suara ini. Lantas tukang duku itu berteriak "Bapak...Bapak....Bapak...Itu
Bapak...Bapaak" Tukang duku malah berlarian ke arah teman-temannya di
pinggir jalan" Ada Pak Karno, Ada Pak Karno...." mereka berlarian ke
arah mobil VW Kodok warna putih itu dan dengan serta merta para tukang buah
memberikan buah-buah pada Soekarno.
Awalnya Soekarno tertawa senang, ia terbiasa menikmati
dengan rakyatnya. Tapi keadaan berubah kontan dalam pikiran Soekarno, ia
takut rakyat yang tidak tau apa-apa ini lantas digelandang tentara gara-gara
dekat dengan dirinya. "Tri, berangkat ....cepat"
perintah Soekarno dan ia melambaikan ke tangan rakyatnya yang terus
menerus memanggil namanya bahkan ada yang sampai menitikkan air mata. Mereka
tau pemimpinnya dalam keadaan susah.
Mengetahui bahwa Soekarno sering keluar dari Jalan
Sriwijaya, membuat beberapa perwira pro Suharto tidak suka. Tiba-tiba satu
malam ada satu truk ke rumah Fatmawati dan mereka
memindahkan Soekarno ke Bogor. Di Bogor ia dirawat oleh Dokter
Hewan!...
Tak lama setelah Soekarno dipindahkan ke Bogor,
datanglah Rachmawati, ia melihat ayahnya dan menangis keras-keras saat tau
wajah ayahnya bengkak-bengkak dan sulit berdiri.
Saat melihat Rachmawati, Soekarno berdiri lalu terhuyung
dan jatuh. Ia merangkak dan memegang kursi. Rachmawati langsung teriak
menangis.
Malamnya Rachmawati memohon pada Bapaknya agar pergi ke Jakarta
saja dan dirawat keluarga. "Coba aku tulis surat permohonan kepada
Presiden" kata Bung Karno dengan suara terbata. Dengan tangan gemetar Bung
Karno menulis surat agar dirinya bisa dipindahkan ke Jakarta dan dekat dengan
anak-anaknya.
Rachmawati adalah puteri Bung Karno yang paling nekat. Pagi-pagi
setelah mengambil surat dari bapaknya, Rachma langsung ke Cendana rumah
Suharto. Di Cendana ia ditemui Bu Tien yang kaget saat melihat Rachma ada di
teras rumahnya.
"Lhol, Mbak Rachma ada apa?" tanya Bu Tien dengan nada
kaget. Bu Tien memeluk Rachma, setelah itu Rachma bercerita tentang nasib
bapaknya. Hati Bu Tien rada tersentuh dan menggenggam tangan Rachma lalu dengan
menggenggam tangan Rachma bu Tien mengantarkan ke ruang kerja Pak Harto.
"Lho, Mbak Rachma..ada apa?" kata Pak Harto dengan nada
santun. Rachma-pun menceritakan kondisi Bapaknya yang sangat tidak terawat di
Bogor. Pak Harto berpikir sejenak dan kemudian menuliskan memo yang
memerintahkan anak buahnya agar Soekarno dibawa ke Djakarta.
Diputuskan Soekarno akan dirawar di Wisma Yaso.
Soekarno lalu dibawa ke Wisma Yaso, tapi kali ini perlakuan
tentara lebih keras. Soekarno sama sekali tidak diperbolehkan keluar
dari kamar. Seringkali ia dibentak bila akan melakukan sesuatu, suatu
saat Soekarno tanpa sengaja menemukan lembaran koran bekas bungkus
sesuatu, koran itu langsung direbut dan ia dimarahi.
Kamar Soekarno berantakan sekali, jorok dan bau. Memang
ada yang merapikan tapi tidak serius. Dokter yang diperintahkan
merawat Soekarno, dokter Mahar Mardjono nyaris menangis karena sama sekali
tidak ada obat-obatan yang bisa digunakan Soekarno.
Ia tahu obat-obatan yang ada di laci Istana sudah dibuangi atas
perintah seorang Perwira Tinggi. Mahar mardjono hanya bisa memberikan Vitamin
dan Royal Jelly yang sesungguhnya hanya madu biasa. Jika sulit tidur Bung Karno
diberi Valium, Sukarno sama sekali tidak diberikan obat untuk meredakan sakit
akibat ginjalnya tidak berfungsi.
Banyak rumor beredar di masyarakat bahwa Soekarno hidup
sengsara di Wisma Yaso, beberapa orang diketahui diceritakan nekat
membebaskan Soekarno.
Bahkan ada satu pasukan khusus KKO dikabarkan sempat menembus
penjagaan Bung Karno dan berhasil masuk ke dalam kamar Soekarno,
tapi Soekarno menolak untuk ikut karena itu berarti akan memancing
perang saudara.
Pada awal tahun 1970 Soekarno datang ke rumah Fatmawati
untuk menghadiri pernikahan Rachmawati. Soekarno yang jalan saja
susah datang ke rumah isterinya itu. Wajah Soekarno bengkak-bengkak.
Soekarno-nikahnya-rachmawati
Ketika tau Soekarno datang ke rumah Fatmawati, banyak orang langsung berbondong-bondong ke sana dan sesampainya di depan rumah mereka berteriak "Hidup Bung Karno....hidup Bung Karno....Hidup Bung Karno...!!!!!"
Ketika tau Soekarno datang ke rumah Fatmawati, banyak orang langsung berbondong-bondong ke sana dan sesampainya di depan rumah mereka berteriak "Hidup Bung Karno....hidup Bung Karno....Hidup Bung Karno...!!!!!"
Soekarno yang reflek karena ia mengenal benar gegap gempita seperti
ini, ia tertawa dan melambaikan tangan, tapi dengan kasar tentara menurunkan
tangan Sukarno dan menggiringnya ke dalam. Bung Karno paham dia adalah tahanan
politik.
Masuk ke bulan Februari penyakit Soekarno parah sekali
ia tidak kuat berdiri, tidur saja. Tidak boleh ada orang yang bisa masuk. Ia
sering berteriak kesakitan. Biasanya penderita penyakit ginjal memang akan
diikuti kondisi psikis yang kacau.
Ia berteriak " Sakit....Sakit ya Allah...Sakit..." tapi
tentara pengawal diam saja karena diperintahkan begitu oleh komandan.
Sampai-sampai ada satu tentara yang menangis mendengar teriakan Bung Karno di
depan pintu kamar. Kepentingan politik tak bisa memendung rasa kemanusiaan, dan
air mata adalah bahasa paling jelas dari rasa kemanusiaan itu.
Hatta yang dilapori kondisi Soekarno menulis surat pada
Soeharto dan mengecam cara merawat Soekarno. Di rumahnya Hatta duduk di beranda
sambil menangis sesenggukan, ia teringat sahabatnya itu. Lalu dia bicara pada
isterinya Rachmi untuk bertemu dengan Soekarno.
"Kakak tidak mungkin kesana, Soekarno sudah jadi
tahanan politik" ujar istri bung hatta.
Hatta menoleh pada isterinya dan berkata "Soekarno adalah
orang terpenting dalam pikiranku, dia sahabatku, kami pernah dibesarkan dalam
suasana yang sama agar negeri ini merdeka. Bila memang ada perbedaan diantara
kami itu lumrah tapi aku tak tahan mendengar berita Sukarno disakiti seperti
ini".
Hatta menulis surat dengan nada tegas kepada Suharto untuk bertemu
Soekarno, ajaibnya surat Hatta langsung disetujui, ia diperbolehkan
menjenguk Soekarno.
Hatta datang sendirian ke kamar Soekarno yang sudah
hampir tidak sadar, tubuhnya tidak kuat menahan sakit
ginjal. Soekarno membuka matanya. Hatta terdiam dan berkata pelan
"Bagaimana kabarmu, No" kata Hatta ia tercekat mata Hatta sudah
basah.
Soekarno berkata pelan dan tangannya berusaha meraih lengan
Hatta "Hoe gaat het met Jou?" kata Soekarno dalam bahasa
Belanda - Bagaimana pula kabarmu, Hatta - Hatta memegang lembut
tangan Soekarno dan mendekatkan wajahnya, air mata Hatta mengenai wajah Soekarno dan Soekarno menangis
seperti anak kecil.
Dua proklamator bangsa ini menangis, di sebuah kamar yang bau dan
jorok, kamar yang menjadi saksi ada dua orang yang memerdekakan bangsa ini di
akhir hidupnya merasa tidak bahagia, suatu hubungan yang menyesakkan dada.
Kamis, 06 November 2014
Penelitian dan Penulisan Sejarah
A. Pengertian Bukti, Sumber, dan Fakta Sejarah
1. Sumber sejarah
Sumber sejarah adalah sesuatu yang secara langsung
atau tidak langsung menyampaikan kepada kita tentang kenyataan masa lalu.
Andanya sumber sejarah merupakan bukti dan fakta kenyataan sejarah tanpa adanya
sumber maka sejarawan tidak dapat mengungkap
tentang masa lalu.
Sumber sejarah dikelompokkan menjadi dua yaitu : (1) Sumber primer disebut juga sumber
utama yang berhubungan langsung dengan peristiwa sejarah, suatu misal orang yang menyaksikan langsung kejadian suatu peristiwa
sejarah atau catatan yang dibuat dengan bentuk tulisan, isi dan bahan yang
sezaman dengan peristiwa tersebut, (2) sumber sekunder disebut juga
sumber kedua, sumber sekunder dalam bentuk tertulis merupakan catatan yang isi
dan bahannya tidak sezaman dengan saat terjadinya peristiwa sejarah.
Menurut bentuknya, sumber sejarah terbagi menjadi
tiga, yaitu sumber tertulis, sumber lisan, dan sumber dalam wujud benda fisik.
a. Sumber tertulis
Sumber tertulis memberikan informasi tentang
aspek-aspek yang akan diteliti. Misalnya aspek sosial, ekonomi, budaya, dan
politik. Sumber tertulis yang dapat dijadikan sumber penelitian sejarah adalah
sebagai berikut.
· Laporan-laporan
· Notulen
rapat
· Surat-surat
· Surat
kabar
· Catatan
pribadi
b. Sumber lisan
Sumber lisan diperoleh melalui
wawancara. Metode yang digunakan dalam pengumpulan sumber lisan dikenal sebagai
oral history. Prinsip dasar dalam
penelitihan sejarah lisan dilakukan melalui metode wawancara. Data sejarah yang
diperoleh dalam sejarah lisan adalah memori informan baik saksi langsung maupan
saksi tidak langsung.
Keterangan
yang ingin didapat melalui teknik wawancara biasanya sebagai berikut: (1) keterangan yang bersifat memastikan
fakta; (2) keterangan yang memperkuat kepercayaan
tentang keadaan fakta; (3) keterangan
tentang perasaan; (4) keterangan
tentang kegiatan; (5) keterangan
tentang alasan seseorang.
c. Sumber benda
Sumber benda
adalah sumber sejarah yang diperoleh dari peninggalan sejarah. Sumber sejarah
itu harus diteliti, dikaji, dianalisis dan ditafsirkan dengan cermat oleh para
ahli. Guna mengetahui usia peninggalan sejarah dapat di lakukan dengan cara
berikut.: (1)Tipologi, cara penentuan usai berdasarkan bentuk dan tipenya,
semakin sederhana bentuk peninggalan itu semakin tua usia benda tersebut; (2) Stratigrafi,
cara penentuan usia peninggalan sejarah berdasarkan tempat asalnya dilapisan
tanah ditemukannya; (3) Kimiawi, cara penentuan usia benda peninggalan sejarah
berdasarkan unsur kimia yang terkandung dalam benda itu. Misalnya unsur C-14
(Carbon 14) atau unsur argon.
Benda-benda
peninggalan masa lalu yang sebagaian besar tertimbun dalam tanah, maka untuk
mendapatkannya diperlukan kegiatan ekskavasi atau penggalian yang dilakukan
dengan bertahap, cermat dan menggunakan alat khusus.
2. Bukti Sejarah
Bukti sejarah
adalah sesuatu yang nyata dari jejak-jejak masa lalu yang dapat dilihat,di
raba,dan di rasakan. Misalnya bangunan
candi, tulisan, fosil, artefak, perhiasan, dan patung.Bukti sejarah berupa
hasil budaya matrial yang bersifat kongkrit dan hasil budaya immatrial yang
bersifat abstrak.
3. Fakta sejarah
Fakta menunjukkan terjadinya peristiwa
dimasa lalu. Fakta adalah hasil seleksi data yang terpilih. Fakta sejarah ada
yang berbentuk benda konkret, misalnya candi, patung, dan perkakas yang sering
disebut artefak.
a.
Artefak
Artefak
adalah semua benda baik secara keseluruhan atau sebagian hasil karya manusia.
b.
Fakta sosial
Fakta
sosial adalah fakta sejarah yang berdimensi sosial. Yang dimaksud adalah suatu
kondisi yang mampu menggambarkan keadaan sosial, suasana zaman dan sistem
kemasyarakatan. Dengan demikian fakta sosial merupakan bukti sosial
dilingkungan masyarakat yang menggambarkan suatu peristiwa atau kejadian.
c.
Fakta mental
Fakta mental adalah kondisi yang
menggambarkan suasana pikiran, perasaan batin, kerohanian, dan sikap yang
mendasari suatu karya cipta. Dengan demikian fakta mental berkaitan dengan
peristiwa yang terjadi dalam batin manusia dan sesuatu yang bersifat abstrak
sehingga menggambarkan alam pikiran, kepercayaan dan sikap. Sesuatu peninggalan
yang dikaitkan dengan alat dari sistem kepercayaan maka benda tersebut dikenal
sebagai fakta mental.
B. Langkah-langkah dalam penelitian
sejarah
Penelitian sejarah adalah
peristiwa-peristiwa penting yang terjadi dimasa lalu. Cara yang dilakukan dalam
penelitian sejarah disebut metode sejarah. Menurut Gilbrt J. Gerakhan bahwa metode penelitian sejarah adalah seperangkat
aturan atau prinsip sistematis untuk mengumpulkan sumber-sumber sejarah secara
efektif .
1. Pemilihan topik
Topik adalah suatu masalah yang
menarik untuk diteliti, topik yang dipilih harus bernilai. Dalam memilih topik
penelitian, ada beberapa kesalahan yang harus dihindari oleh peneliti.
a.
Kesalahan baconian, yang berpendapat bahwa tanpa teori, konsep, ide, paradigma,
praduga, hipotesis, atau generalisasi yang lain penelitian tetap dapat
dilakukan
b.
Kesalahan terlalu banyak pertanyaan;
dalam melakukan penelitian bahwa pertanyaan yang terlalu banyak membuat fokus
pertanyaan akan hilang.
c.
Kesalahan pertanyaan yang bersifat dikotomi;
pertanyaan dikotomi adalah pandangan sejarah yang hitam putih seolah-olah
sejarah hanya memiliki dua kemungkinan
2. Heuristik
Heuristik adalah kegiatan untuk
mencari, mengumpulkan, dan menghimpun jejak-jejak masa lalu dengan mengumpulkan
sumber-sumber sejarah diharapkan akan diperoleh data dan fakta bagi penulisan
sejarah.
Kesalahan-kesalahan yang harus
dihindari dalam mengumpulkan sumber sejarah adalah sebagai berikut: (a) kesalahan
holisme, yaitu kesalahan yang terjadi akibat sejarawan memilih satu bagian yang
penting dan menganggap pemilihan bagian tersebut dapat mewakili keseluruhannya;
(b) kesalahan pragmatis, yaitu kesalahan yang terjadi karena sumber dipilih
untuk tujuan tertentu; (c) kesalahan Od
Hominem yaitu kesalahan yang muncul karena dalam pengumpulan sumber sejarah
peneliti memilih orang, otoritas, profesi, pangkat, atau jabatan tertentu.
Untuk menghindarinya maka perlu dilakukan pengumpulan data dari tiga sumber :
yaitu pihak yang terkait dengan peristiwa, pihak yang saling bertentangan, dan
saksi mata yang tidak terlibat sama sekali.
3. Vertifikasi
Vertifikasi adalah suatu kegiatan
dalam penelitian sejarah yang dilakukan dengan cara pengujian dan peniliaan
terhadap sumber-sumber sejarah. Langkah pertama dalam penilaiaan intrinsik
adalah menentukan sifat sumber itu, apakah resmi atau tidak. Langkah kedua
dalam penilaian intrinsik adalah mengenai sumber itu sendiri.
Ada beberapa kesalahan yang harus
dihindari yaitu sebagai berikut.: (a) kesalahan part pro toto yaitu anggapan bahwa bukti yang ada hanya berlaku
untuk keseluruhan (b) kesalahan Totem Pro Porte yaitu apabila sejarawan mengemukakan secara
keseluruhan, padahal yang dimaksudkan hanya untuk sebagaian; (c) kesalahan menggangap pendapat umum
sebagai fakta
4. Interpretasi
Interpretasi
dalam sejarah dapat juga diartikan sebagai penafsiran suatu peristiwa atau memberikan
pandangan teoretis terhadap suatu pristiwa.
Pada
tahap ini, seorang sejarawan akan melakukan interpretasi atau penafsiran
terhadap data yang diperoleh dari berbagai sumber.
5. Historiografi
Historiografi
merupakan tahap terakhir dalam kegiatan penelitihan sejarah. Pada tahap ini
seorang sejarawan melaksanakan penulisan sejarah dengan menyususn semua fakta
yang telah dikumpulkan dan telah diuji kebenarannya.
Menurut
cara penyampaiannya, penulisan sejarah dibedakan menjadi dua, yaitu penulisan
sejarah naratif dan penulisan sejarah stukturalis. Naratif penulisan sejarah
dengan pendekatan sejarah sebagai rekaman peristiwa dan tindakan yang
berlangsung dalam kurun waktu tertentu, yang ditandai dengan pergumulan hidup
manusia yang berhadapan dengan perjalanan nasibnya. Strukturalis yang dimaksud
pendekatan dalam memahami sejarah sebagai rekaman peristiwa struktural yang
berupa proses dan corak perubahan masyarakat, bangsa dan dunia.
Hasil penelitian sejarah ditulis dalam tiga
bagian yaitu sebagai berikut.
a.
Pengantar
b.
Penelitian
c.
Kesimpulan
Dalam
penulisan hasil penelitian sejarah ada beberapa kesalahan yang harus dihindari,
yaitu sebagai berikut: (a) kesalahan narasi, artinya kesalahan yang terjadi dalam penyajian yang meliputi kesalahan
periodisasi, kesalahan didaktis, dan kesalahan pembahasan; (b)
kesalahan argumen terjadi apabila sejarawan
menguraikan gagasannya; (c) kesalahan generalisasi, yaitu :(1) generalisasi yang tidak representatif,
misalnya seorang sejarawan berbicara tentang Yogyakarta dan sultan menerima
proklamasi kemerdekaan Indonesia lalu sejarawan menyimpulkan bahwa semua
penguasa tradisional mendukung proklamasi; (2) generalisasi sebagai kepastian,
melihat bahwa generalisasi sejarah adalah hukum universal yang berlaku disemua
tempat dan waktu.
C. Bentuk penelitian sejarah
1. Penelitian lapangan
Dalam melakukan penelitian ada
beberapa cara atau teknik yang dilakukan oleh seorang sejarawan. Ada yang datang
ke tempat terjadinya peristiwa bersejarah atau ke tempat penemuan
peninggalan-peninggalan bersejarah.
2. Penelitian kepustakaan
Penelitian kepustakaan adalah
penelitian yang dilakukan untuk
memperoleh data tertulis, baik dari perpustakaan maupun museum. Dalam
melakukan penelitian kepustakaan seorang peneliti sejarah memusatkan
perhatianya di museum atau perpustakaan untuk memperoleh data tertulis atau dokumen. Dokumen itu
berupa kitab-kitab kuno, kronik atau berita dari Dinasti Tiongkok, arsip,
autobiografi, rekaman, video, buku dan surat kabar. Melihat sumber data yang
berupa dokumen maka penelitian
kepustakaan disebut juga dengan istilah penelitian dokumenter.
D. Cakupan dan tema historiografi
Sejarah kehidupan manusi pada
masa lalu sangat luas, karena mencakup
seluruh aspek kehidupan manusia. Berikut ini pembagian historiografi berdasarkan
cakupan dari temanya, yaitu : (a) sejarah dunia; (b) sejarah regional; (c) sejarah
nasional; (d) sejarah lokal
Sedangkan sejarah tematis adalah
sejarah dengan tema tertentu berikut beberapa tema dari sejarah tematis, yaitu
: (a) sejarah sosial; (b) sejarah politik; (c) sejarah ekonomi; (d) sejarah
kriminalitas
E. Perkembangan penulisan sejarah di
Indonesia
1. Historiografi tradisional
Historiografi tradisional adalah
tradisi penulisan sejarah setelah masyarakat Indonesia mengenal tulisan, baik
pada zaman Hindu Buddha maupun Islam.
Ciri-ciri:
(a) istana sentries; (b) feodalisme sentries; (c) religi magis; (d) tidak
membedakan hal-hal yang khayal dan yang nyata; (e) sumber datanya sulit
ditelusuri ; (f) bersifat region sentries; dan (g) raja atau pemimpin dianggap
mempunyai kekuatan ghaib dan kharisma yang tinggi
2. Historiografi Kolonial
Historiografi kolonial merupakan
historiografi warisan kolonial dan penulisanya di gunakan untuk kepentingan
penjajah.
Ciri-ciri:
(a) tujuanya untuk memperkuat kekuasaan mereka di Indonesia; (b) semua untuk
kepentingan politik kolonial; (c) sifat
historiografi kolonial Eropa sentries
3. Historiografi Modern Indonesia
Histioriografi modern penggunaan istilah
asing khususnya istilah Belanda mulai di Indonesiakan.
Penulisan
historiografi modern Indonesia sebagai
berikut
a.
tidak hanya mengubah pendekatan dari
eropa senteris menjadi Indonesia senteris
b.
penulisan sejarah yang kritis
c.
pendekatan multi dimensional dengan
cara menggunakan teori-teori ilmu sosial untuk menjelaskan kejadian sejarah sesuai dengan
dimensinya dan menggunakan sumber yang lebih beragam dari masa sebelumnya
d.
mengungkapkan dinamika masyarakat
Indonesia dari berbagai aspek kehidupan
4. Penulisan Metode Sejarah Krisis Ilmiah
Menurut Leopold von Ranke selaku bapak
metode sejarah krisis, menyatakan bahwa penulisan sejarah modern adalah
penulisan sejarah yang bersandar pada dokumen zaman dan dari saksi mata yang
mengalami pristiwa sejarah tersebut. Tulisan ranke mengandung kritisme terhadap
historiografi pada saat itu yang di anggap bersifat tradisional. Dalam metode
ranke dokumen-dokumen tangan pertama menempati posisi yang tidak dapat
digantikan. Tanpa dokumen-dokumen tersebut tidak akan ada sejarah dan studi
sejarah.
Narasumber :
1. Wahyu Bagus Panca Purnama (Ketua)
2. Ferly Nurlailiya (Anggota 1)
3. Mayla Shofa Sari (Anggota 2)
4. Ayu Wika Aida Sari (Anggota 3)
5. Edo Andrera Putra (Anggota 4)
6. Mohammad Amin Budi Kurniawan (Anggota 5)
Kelas X IPS 2 SMA Negeri 1 Sekaran Kab Lamongan TP 2014-2015
Selasa, 21 Oktober 2014
Mengevaluasi Perang Melawan Penjajahan Kolonial Hindia Belanda oleh Kelas XI IBB (Ilmu Bahasa dan Budaya) 1 SMAN 1 Sekaran Lamongan TP 2014-2015
1.PERANG TONDANO
“Perang Tondano yang terjadi pada 1808-1809 adalah perang yang melibatkan orang Minahasa di Sulawesi Utara dan pemerintah kolonial Belanda pada permulaan abad XIX. Perang pada permulaan XIX ini terjadi akibat dari implementasi politik pemerintah kolonial Hindia Belanda oleh para pejabatnya di Minahasa, terutama upaya mobilisasi pemuda untuk dilatih menjadi tentara” ( Taufik abdullah dan A.B.Lapian, 2012:375)
a. Perang Tondano I
Sekalipun hanya berlangsung sekitar satu tahun perang tonando di kenal dalam dua tahap. Perang Tondono I terjadi pada masa kekuasaan VOC. Pada saat datangnya bangsa barat orang – orang spanyol sudah sampai di tanah Minahasa (Tondono) Sulawesi Utara. Orang-orang spanyol disamping berdagang juga menyebarkan agama Kristen. Tokoh yang berjasa dalam penyebaran agam kristen di tanah minahasa adalah Fransiscus Xaverius. Hubungan dagang orang minahas dan spanyol terus berkembang. Tetapi mulai abad XVII hubungan dagang antara keduanya mulai terganggu dengan kehadiran para pedagang VOC. Waktu itu VOC telah berhasil menanamkan pengaruhnya di ternate. Bahkan gubernur Ternate bernama simon cos mendapatkan kepercayaan dari batavia untuk membebaskan minahasa dari pengaruh spanyol. Simon cos kemudian menempatkan kapalnya di selat lembeh untuk mengawasi pantai timur minahasa. Para pedagang spanyol dan juga makasar yang bebas berdagang mulai tersungkir karena ulah VOC. Apalagi waktu itu spanyol harus meninggalkan kepulauan indonesia untuk menuju filipina.
~~~~~~~~ kamu ingat peristiwa apa yang menyebabkan spanyol harus pergi dari indonesia dan menuju ke filipina?
VOC berusaha memaksakan kehendak agar orang-orang minahasa menjual berasnya kepada VOC. Oleh karena itu VOC sangat membutuhkan beras untuk melakukan monopoli perdagangan bebas di sulawesi utara. Orang-orang minahasa menentang usaha monopoli tersebut. Tidak ada pilihan lain bagi VOC kecuali memerangi orang-orang minahasa. Untuk melemahkan orang-orang minahasa, VOC membendung sungai temberan. Akibatnya aliran sungai meluap dan menggenangi tempat tinggal rakyat dan para pejuang minahasa. Orang-orang minahasa kemudian memindahkan tempat tinggalnya di danau Tondono dengan rumah-rumah apung. Pasukan VOC kemudian mengepung kekuatan orang-orang Minahasa yang terpusat di danau Tondono. Simon Cos kemudian memberikan ultimatum yang isinya antara lain : (1) orang-orang Tondano harus menyerahkan para tokoh pemberintak kepada VOC, (2) orang-orang Tondano hrus membayar ganti rugi dengan menyerahkan 50-60 budak sebagai ganti rugi rusaknya tanaman pdi karena genangan air sungai temberan. Ternyata rakyat Tondano bergeming dengan ultimatum VOC tersebut. Simo Cos sangat kesal karena ultimatumnya tidak berhasil. Pasukan VOC akhirnya ditarik mundur ke manado. Setelah itu rakyat tondano menghadapi masalah dengan hasil pertanian yang menumpuk, tidak ada yang membeli. Dengan terpaksa mereka kemudian mendekati VOC untuk membeli hasil-hasil pertaniannya. Dengan demikian terbukalah tanah minahasa oleh VOC. Berakhirlah Perang Tondano I. Orang-orang Minahasa itu kemudian memindahkan perkampungannya di danau tondano ke perkampungan baru di daratan yang di beri nama Minawanua (ibu negeri).
~~~~~~~~~coba perhatikan dan renungkan isi ultimatum VOC yang kedua. Orang-orang tondano disuruh membayar ganti rugi kerusakan tanaman padi akibat tergenang luapan air sungai temberan. Sungguh licik VOC karena yang menyebabkan kerusakan tetapi kerugiannya disuruh menanggung rakyat tondano. Ingat! Kelicikan Belanda ini akan terus berlangsung selama menjajah Indonesia.
b. Perang Tondano II
Perang Tondano II sudah terjadi ketika memasuki abad ke-19, yakni pada masa pemerintahan kolonial belanda. Perang ini di latarbelakangi oleh kebijakan Gubernur Jendral Deandels yang mendapat mandat untuk memerangi Inggris, memerlukan pasukan dalam jumlah besar. Untuk menambah jumlah pasukan maka direkrut pasukan dari kalangan pribumi. Mereka yang dipilih adalah dari suku-suku yang memiliki kebernian berperang. Beberapa suku dianggap memiliki keberanian adalah orang-orang Madura, Dayak dan Minahasa. Atas perintah deandels melalu Kapten Hartingh, Residen Manado Prediger segera mengumpulkan para Ukung.(Ukung adalah pemimpin dalam suatu wilayah watak atau daerah setingkat distrik). Dari Minahasa di terget untuk mengumpulkan calon pasukan sejumlah 2000 orang yang akan di kirim ke Jawa. Ternyata orang-orang Minahasa umumnya tidak setuju dengan program deandels untuk meregrut pemuda-pemuda minahasa sebagai pasukan kolonial. Banyak di antara para ukung mulai meninggalkan rumah. Mereka justru ingin mengadakan perlawanan terhadap kolonial Belanda. Mereka memusatkan aktifitas perjuangannya di Tondano, Minawanoa. Salah seorang pemimpin berlawanan itu adalah Ukung Lonto ia menegaskan rakyat minahasa harus melawan kolonial belanda sebagai bentuk penolakan terhadap program pengiriman 2000 pemuda minahasa ke jawa serta menolak kebijakan klonial yang memaksa agar rakyat menyerahkan beras secara Cuma-Cuma kepada belanda.
Dalam suasana yang semakin kritis itu tidak ada pilihan lain bagi Gubernur Prediger kecuali mengirim pasukan untuk menyerang pertahanan orang-orang minahasa di tondano, minawanua. Belanda kembali menerapkan strategi dengan membendung sungai temberan. Prediger juga membentuk 2 pasukan tangguh. Pasukan yang satu disiapkan dari danau tondano dan pasukan yang lain menyerang minawanua dari darat. Tanggal 23 oktober 1808 pertempuran mulai berkobar. Pasukan belanda yang berpusat di danau tondano berhasil melakukan serangan dan merusak pagar bambu berduri yang membatasi danau dengan perkampungan minawanua, sehingga menerobos pertahanan orang-orang minahasa di minawanua. Walaupun sudah malam para pejuang tetap dengan semangat yang tinggi terus bertahan dan melakukan perlawanan dari rumah ke rumah.pasukan Belanda merasa kewalahan. Setelah pagi hari tanggal 24 oktober 1808 pasukan belanda dari darat membombardir kampung pertahanan Minawanua. Serangan terus di lakukan belanda sehingga kampung itu seperti tidak ada lagi kehidupan. Pasukan prediger mulai mengendorkan serangannya. Tiba-tiba dari perkampungan itu orang-orang tondano muncul dan menyerang dengan hebatnya sehingga beberapa korban berjatuhan dari pihak belanda. Pasukan Belanda terpaksa di tarik mundur. Seiring dengan itu sungai temberan yang di bendung mulai meluap sehingga mempersulit pasukan belanda sendiri. Dari jarak jauh belanda terus menghujani meriam ke kampung minawanua, tetapi tentu idak efektif. Begitu juga swrangan yang dari danau tidak mampu mematahkan semangat jaung orang-orang tondano, Minawanua. Bahkan terpetik berita kapal Belanda yang paling besar tenggelam di danau. Perang Tondano II berlangsung cukup lama,bahkan sampai agustus 1809. Dalam suasana kepenatan dan kekurangan makananan mulai ada kelompok pejuang yang memihak kepada belanda. Namun dengan kekuatan yang ada para pejuang tondano terus memberikan perlawanan. Akhirnya pada tanggl 4-5 Agustus 1809 benteng pertahanan moraya milik para pejuang hancur bersama rakyat yang berusaha mempertahankan. Para pejuang itu memilih mati dair pada menyerah.
~~~~~~~~~~~~sungguh luar biasa perlawanan rakyat minahasa, yang telah mati-matian mempertahankan kedaulatannya. Coba pelajaran apa yang dapat kamu peroleh setelah diajar tentang sejarah perang tondano tersebut.
2.Pattimura Angkat Senjata
Maluku dengan rempah-rempahnya memang bagaikan” mutiara dari timur “, yang senantiasa di buru oleh orang-orang barat. namun kekuasaan orang-orang barat telah merusak tata ekonomi dan pola perdagangan bebas yang telah lama berkembang di nusantara. Pada masa pemerintahan inggris di bawah raffles keadaan Maluku relatif lebih tenang karena Inggris bersedia membayar hasil bumi rakyat maluku. Kegiatan kerja rodi mulai di kurangi. Bahkan para pemuda maluku juga di beri kesempatan untuk bekerja pada dinas angkatan perang Inggris. Tetapi pada masa pemerintahan kolonial hindia belanda, keadaan kembali berubah. Kegiatan monopoli di Maluku kembali di perketat. Dengan demikian beban rakyat semakin berat. Sebab selain penyerahan wajib, masih juga harus di kenai kewajiban kerja paksa, penyerahan ikan asin, dendeng, dan koki. Kalau ada penduduk yang melanggar kan ditindak tegas. Di tambah lagi dengan desas desus bahwa para guru akan di berhentikan untuk penghematan, para pemuda akan dikumpulkan akan di jadikan tentara di luar maluku, di tambah dengan sikap arogan residen saparua.hal ini sangat mengecewakan rakyat maluka.
Menanggapi kondisi yang demikian para tokoh dan pemuda maluku melakukan serangkaian pertemuan rahasia.sebagai contoh telah di adakan petemukan rahasia di pulau haruku, pulau yang di huni orang-orang islam. Selanjutnya pada tanggal 14 mei 1817 di pulau saparua ( pulau yang di huni orang-orang kristen ) kembali di adakan pertemuan di sebuah tempat yang sering di sebut hutan kayu putih. Dalam berbagai pertemuan itu di simpulkan bahwa rakyat maluku tidak ingin terus menderita di bawah keserkahan dan kekejaman belanda. Oleh karena itu, perlu mengadakan perlawanan untuk menentang kebijakan belanda. Residen saparua harus di bunuh. Sebagai pemimpin perlawanan di percayakan kepada pemuda yang bernama thomas matulessy. Yang kemudian terkenal dengan gelarnya patimura. Thomas matulesy pernah bekerja pada dinas angkatan perang inggris.
Gerakan dimulai dengan menghancurkan kapal-kapal belanda dipelabuhan. Para pejuang maluku kemudian menuju benteng duurtstede. Ternyata di benteng itu sudah berkumprl pasukan belanda. Dengan demikian terjadilah pertempuran antara para pejuang maluku melawan pasukan belanda. Belanda waktu itu dipimpin oleh presiden van den berg. Sementara dari pihak para pejuang kecuali pattimura juga tampil tokoh-tokoh seperti christina martha tiahahu,thomas pattiwail, dan lucas latumahina. Para pejuang maluku dengan sekuat tenaga mengepung benteng duurstede,dan tidak begitu menghiraukan tembakan-tembakan meriam yang dimuntahkan oleh serdadu belanda dari dalam benteng. Sementara senjata para pejuang maluku masih sederhana seperti pedang dan keris. Dalam waktu yang hampir bersamaan para pejuang maluku satu persatu dapat memanjat dan masuk kedalam benteng. Residen dapat dibunuh dan benteng duurstede dapat dikuasai oleh para pejuang maluku. Jatuhnya benteng duurstede telah menambah semangat juang para pemuda malukuuntuk terus berjuang dan melawan belanda.
Belanda kemudian mendatangkan bantuan dari ambon. Datanglah 300 prajurit yang dipimpin oleh mayor beetjes. Pasukan ini kawal oleh kapal nassau dan kapal evertsen. Namun bantuan ini dapat digagalkan oleh pasukan pattimura,bahkan mayor beetjes. Kembali kemenangan ini semakin menggelorakan perjuangan para pejuang diberbagai tempat seperti di seram, hitu,maluku,dan larike. Selanjutnya pattimura memusatkan perhatian untuk menyerang benteng zeenlandia dipulau haruku. Melihat gelagat pattimura itu maka pasukan belanda dibenteng ini dipekuat oleh komandannya groot. Patroli juga terus dirketat. Oleh karena itu, pattiura gagal menembus benteng zeelandia.
Upaya perundingan mulai ditawarkan, tetapi tidak ada kesepakatan. Akhirnya belanda mengerahkan semua kekuatannya termasuk bantuan dari batavia untuk merebut kembali benteng duurstede. Agustus 1817 saparua diblokade,benteng duurstede dikepung yang disertai tembakan meriam yang bertubi-tubi. Satu-persatu perlawanan diluar benteng dapat dipatahkan. Daerah di kepulauan itu jatuh kembali ke tangan belanda. Dalam kondisi yang demikian itu pattimura memerintahkan pasukannya meloloskan diri dan meninggalkan tempat pertahanannya. Dengan demikian benteng duurstede berhasil dikuasai belanda kembali. Pattimura dan pengikutnya terus melawan dengan gerilya. Tetapi bulan November beberapa pembantu pattimura tertangkap seperti kapitten paulu tiahahu.(ayah Christina Tiahahu).yang kemudian dijatuhi hukuman mati. Mendengar peristiwa ini christina martha tiahahu maran dan segera pergi ke hutan untuk bergerilya. Belanda belum puas sebelum dapat menangkap pattimura. Bahkan belanda mengumumkan kepada siapa saja yang dapat menangkap pattimura akan diberi 1.000 gulden. Setalah enam bulan memimpin perlawanan, akhirnya pattimura tertangkap. Tepat pada tanggal 16 desember 1817 Pattimura dihukum gantung di alun-alun kota ambon. Christina Martha Tiahahu yang berusaha melanjutkan perang gerilya akhinya juga tertangkap. Ia tidak dihukum mati tetapi bersama 39 orang lainnya dibuang ke jawa sebagai pekerja rodi. Di kapal Christina Martha Tiahahu tidak mau makan dan buka mulut. Ia jatuh sakit dan meninggal pada tanggal 1 Januari 1818. Jenazahnya dibuang ke laut. Dengan itu berakhirlah perlawanan Pattimura.
3.Perang Padri
Perang Padri terjadi di tanah Minangkabau, Sumatra Barat tahun 1821-1827 perang ini terjadi karena adanya pertentangan antara kaum padri dengan kaum adat , pertentangan tersebut telah menjadi pintu masuk bagi campur tangan belanda, di sana terdapat tiga orang ulama yaitu H.miskin,H.sumanik, dan H.piabang. ulama tersebut di senut orang-orang yang melakukan gerakan pemurnian di minangkabau dengan nama kaum padri.
Tahun 1821 pemerintah hindia belanda mengangkat james du pui sebagai residen minangkabau pada masa itu dia mengadakan perjanjian persahabatan dengan tokoh adat. Dengan perjanjian ini beberapa daerah kemudian di duduki oleh belanda. Perang padri meletus karena masa itu belanda menempatkan dua meriang dan 100 orang serdadu belanda yng di tentang keras.
· Fase Pertama(1821-1825)
Di mulai bulan september 1821 pos pos Simawang menjadi sasaran serbuan Kaum Padri. Kemudian tuanku pasangan mengerakkan sekitar 20.000-25.000 pasukan. Pasukan padri masa itu masih menggunakan senjata tradisionl sedangkan pasukan belanda menggunakan persenjataan yang lengkap dan modern. Di pihak keduanya banyak kehilangan pasukan.belanda mendirikan benteng di batu sangkar yng terkenal dengan sebutan front van der Capellen. Perlawanan tersebut muncul di berbagai tempat namun dengan memusatkan perjuangan di lintau dan tuanku nan renceh menjadi pemimpin. September 1822 kaum padri berhasil mengusir belanda dan 1823 pasukan padri berhasil mengalahkan belanda kemudian belanda mengambil strategi damai, 26 januari 1824. Perdamaian terseut di manfaatkn kaum padri untuk menduduki daerah-daerah lain, namun belanda menolak. Dan itu menimbulkan amarah kaum padri. Kemudian tuanku imam bonjol menggerakkan kembali semangat melawan belanda.
· Fase kedua (1825-1830)
Pada tahun 1825-1830 di gunakan belanda untuk sedikit mengendorkan ofensifnya dalam perang padri. Upaya damai di usahakan sekuat tenaga. Kolonel de Stuers penguasa sipil militer di Sumatra Barat berusaha mengadakan kontak dengan tokoh-tokoh kaum padri, namun tidak dihiraukan. Belanda dengan kelicikannya kemudian belanda meminta bantuan Sulaiman al Jufri untuk mendekati dan membujuk para pemuka kaum padri. Imam bonjol menolak tapi Tuanku Lintau menerima hali ini juga di dukung Tuanku Nan Renceh. Tangal 15 november 1825 ada perjanjian padang yang berisi
a. Belanda mengakui kekuasaan pemimpin padri di Batu Sangkar, Saruaso, Padang Guguk Sigandang, Agam, Bukit Tinggi dan menjamin pelaksanan sistem agama di daerahnya
b. Kedua belah pihak tidak akan saling menyerang
c. Kedua pihak akan melindungi para pedagang dan orang-orang yang sedang melakukan perjalanan
d. Secara bertahap belanda akan melarang praktik adu ayam.
· Fase ketiga(1830-1837/1838)
Pada fase ini kaum padri mendapatkan simpati dari kaum adat yang menyebabkan kekuatan para pejuang di sumatra barat meningkat. Kaum padri dari bukit kamang berhasil memutuskan saran komunikasi belanda di tanjung alam dan bukit tinggi. Tindakan itu di jadikan gillavry untuk menyerang koto tuo di ampek angkek. Tahun 1831 gillavry di gantikan oleh jacob elout yang mendapat pesan dari jenderal van den bosh melaksanakan serangan besar-besaran.
Enout setelah menguasai batipuh ditujukan ke benteng marapalam. Dengan bantuan dua orang padri yang berkhianat pada tahun 1831 agustus belanda berhasil menguasai benteng marapalam. Dengan begitu beberapa nagari di sekitarnya ikut menyerah.
Tahun 1832 belanda meningkatkan ofensif pada kekuatan kaum Padri. Pada tahun 1833 kekuatan belanda sudah begitu besar. Belanda melakukan penyerangan pada pos pos pertahanan kaum padri.banuhampu, kamang, guguk sigandang, tanjung alam, sungai kuar, candung dan nagari di agam. Penyerangan guguk sigandang merupakan catatan hitam dengan penyembelihan dan penyincangan terhadap tokoh-tokoh kaum padri sekaligus mereka yang dicurigai sebagai pendukung padri. Penyerbuan kamang mendapat perlawanan sengit namun berhasil dimenangkan belanda, dalam penyerbuan itu banyak korban dan ditangkapnya tuanku nan cerdik.
Van den Bosch menerapkan strategi winning the heart pada masyarakat pajak pasar dan pajak lain. dan pajak lain di hapuskan. Penghulu yang kehilangan penghasilan diberi gaji 25-30 golden, para kuli juga diberi gaji 50 sen perhari. Elout digantikan oleh E. Francis kemudian dikeluarkan plakat panjang. Plakat panjang yaitu pernyataan yang isinya tidak akan ada lagi peperangan antara belanda dan kaum padri. Setelah pasukan tuanku nan cerdi dapat dihancurkan kemudian digantikan oleh tuanku imam bonjol. Tahun 1834 belanda memusatkan menyerang pasukan imam bonjol. Tanggal 16 juni 1835 benteng bonjol dihujani meriam. Tahun 1835 agustus benteng perbukitan dekat bonjol di kuasai belanda. Pada saat itu imam bonjol ingin berdamai tapi belanda tidak memberi jawaban justru semakin ketat mengepung pertahanan di bonjol.tahun 1836 benteng bonjol dapat di pertahankan tetapi satu persatu pemimpin padri di tangkap yang kemudian melemahkan pertahanan pasukan padri.bulan oktober 1837 belanda mengepung benteng bonjol. Tanggal 25 oktober 1837 imam bonjol di tangkap di buang ke cianjur jawa barat, Tanggal 19 januari 1839 ia di buang ke ambon, dan tahun1841 di pindah ke manado dan meninggal pada tanggal 6 november 1864.
4.Perlawanan di Bali
Bali adalah sebuah pulau kecil yang terkenal di Indonesia. Pada abad ke 19 bali belum banyak menarik perhatian orang-orang. Baru tahun 1830 pemerintahan Hindia Belanda aktif menanamkan pengaruhnya. Perkembangan dominasi belanda menyulut api perlawanan rakyat bali “perang puputan”.
Mengapa terjadi perang puputan di bali?
Abad ke 19 bali sudah berkembang kerajaan-kerajaan berdaulat. Contohnya Kerajan Buleleng dll. Pada masa Gubernur Jenderal Daendels ada kontak dengan kerajaan bali menyangkut hubungan dagang dan sewa. Tapi Hindia Belanda ingin menanamkan pengaruh dan berkuasa di bali. Pertama G.A Granpre moliere misi ekonomi, kedua huskus koopman misi politik. Misi ekonomi jauh lebih berhasil dari pada misi politik namun terus di usahakan dan di capai perjanjian antara raja bali dan belanda.perjanjian kontrak antara raja-raja bali dengan belanda seputar hukum tawan karang agar di hapuskan.
Karena kelihaian belanda raja-raja bali dapat menerima perjanjian untuk meratifikasi penghapusan hukum tawan karang.tahun 1844 raja Buleleng dan Karang Asem belum melaksanakan perjanjian tersebut dibuktikan dengan perampasan atas isi 2 kapal belanda yang terdampar dipantai sangsit (Buleleng) dan Jembrana (buleleng ) . belnda memaksa raja Buleleng untuk melaksanakan perjanjian tersebut,benda juga memaksa untuk membayar ganti rugi antas kapal belanda. Pihak buleleng menolak dengan tegas tuntutan tersebut yang menyebabkan perang terjadi. Pati Ktut Jelantik mempersiapkan pos-pos dan prajurit . buleleng juga mendapat dukungan dari kerajaan karang asem dan klungkung. Tanggal 27 juli 1846 1.700 pasukan barat menyerbu kampung-kampung tepi pantai ada juga pasukan laut dengan kapal selam. Karena persenjataan belanda lebih lengkap dan modern pejuang buleleng demakin terdesak dan jebol . ibu kota singaraja dikuasai belanda. Kemudian belanda mendesak untuk menandatangani perjanjian tanggal 6 juli 1846 yang isinya 1.dalam waktu 3 bulan,raja buleleng harus menghancurkan semua benteng buleleng yang pernah digunakan dan tidak boleh membangun benteng baru, 2.raja buleleng harus membayar ganti rugi dari biaya perang yang telah dikeluarkan belanda,sejumlah 75.000 gulden,dan raja harus menyerahkan I Gusti Ktut Jelantik kepada pemerintah belanda,3. Belanda diizinkan menempatkan pasukannya di Buleleng.
Tipu daya dilakukan oleh rakyat bali untuk berpura-pura menerima isi perjanjian itu. Tapi dibalik itu raja dan patih ketut jelantik memperkuat pasukannya. Di Jagaraga dibangun pertahanan yang kuat bagaikan gelar-supit urang. Rakyat juga mempertahankan hukum tawan karang. Tahun 1847 kapal-kapal asing terdampar dipantai kusumba Klungkung,dirampas oleh kerajaan, hal itu menimbulkan amarah Belanda.belanda memaksa untuk melaksanakannya tapi raja-raja bali tidak menghiraukan rakyat justru dipersiapkan untuk berperang.
Tanggal 7 dan 8 juni 1848 mendarat bala bantuan belanda. Tanggal 8 juni serangan di jagaraga dimulai. Sebagai pemimpin tentara belanda J.van Swieten, Letkol Sutherland benteng jagaraga dimulai namun dengan pertahanan gelar-supit urang berhasil menjebak Belanda. Pasukan Belanda ditarik mundur. Kekalahan itu menyakitkan perasaan pimpinan belanda, kemudian terjadi serangan balasan awal april 1849 datang serdadu belanda dalam jumlah belanda besar. Tanggal 15 april 1849 seranggan Belanda dimulai di jagaraga ,tanggal 16 April Jagaraga berhasil dilumpuhkan belanda
Terbunuhnya raja buleleng dan Patih Ketut Jelantik jatuhlah Kerajaan Buleleng. Menyusul karang asem yang ditakhlukan 18 mei 1849. Pertempuran terus terjadi. Tahun 1906 perang puputan terjadi di Bandung, tahun 1908 perang Puputan di Klungkung.
6.Perang banjar
Di Kalimanatn Selatan berkembang kerajaan Banjar atau Banjarmasin. Pusat kekuasaan ada di Martapura kegiatan perdaganggan berkembang pusat dengan hasil produk yang diminati yaitu emas,intan,lada,rotan dan damar . melalui bujuk rayu dan tekanan pada tahun 1817 terjadi perjanjiaan antara Sultan Banjar dan pemerintah belanda. Yang berisi menyerahkan sebagian wilayah Banjar kepada Belanda.tanggal 4 mei 1826 menetapkan bahwa daerah kekuasaan banjar hanya tinggal daerah hulu sungai, martapura, dan banjarmasin. Wilayah yang sempi membuat kesulitan dalam kehidupan sosial dan ekonomi. Kebutuhan penguasa semakin meningkat dengan demikian menyebabkan beban hidup semakin berat. Dalam suasana sosial ekonomi yang memprihatinkan, terjadi konflik intern. Hal ini bermula dengan meninggalnya putra mahkota abdul rakhman secara mendadak tahun 1852, sedangkan sultan adam memilki 3 putera. Pangeran hidayatullah yang didukung pihak istana dan mengantongi surat wasiat dari sultn adam, pangeran anom dijagokan mangkubumi, pangeran tamjidillah didukung belanda. Perebutan kekuasaan terus berlanjut dan terakhir pangeran antasari menjadi raja.
Pada tanggal 28 april 1859 orang-orang muning dibawah komando panembahan aling dan puteranya,sultan kuning menyerbu kawasan batu bara di pengaron. Tanggal 25 juni 1859 secara resmi tamjidilah mengundurkan diri dan mengembalikan legalia banjar kepada belanda. Tamjidilah kemudian di asingkan ke bogor. Bulan agustus 1859 antasari bersama pasukannya berhasil menyerang benteng belanda di tabanio. Kemudian pasukan surapati berhasil menenggelamkan kapal belanda, onrust, dan merampas senjata yang ada di kapal tersebut dengan demikian perang banjar semakin meluas.
Bulan agustus-september tahun 1859 pertempuran banjar terjadi di tiga lokasi yaitu banualima, martapura, dan tanah laut serta sepanjang sungai barito. Pertempuran di sungai barito di komandani oleh pangeran antasari Kiai demang di benteng Tabanio. Pertempuran sengit terjadi dan membawa banyak korban.
Bulan september demam lehman dan beberapa tokoh lainnya di pertemuan Kandangan menghasilkan kesepakatan yang intinya
a. Pemusatan kekuatan perlawanan di daerah Amuntai
b. Membuat dan memperkuat pertahanan di tanah laut, Martapura, Rantau dan Kandangan.
c. Pangeran antasari memperkuat pertahanan di dusun atas
d. Mengusahakan senjata tambahan
“ haram manyarah waja sampai kaputing” para pejuang tidak akan menyerah sampai titik darah penghabisan.
Sebenarnnya pangeran hidayatullah telah meninggalkan martapura dan berkumpul dengan seluruh anggota keluarga dan pasukannya ia berangkat ke Amuntai. Meskipun tidak dengan perangkat kebesaaran Sultan Hidayatullah menyatakan perang jihad fi sabilillah.gerakan perlawanan pangeran hidayatullah kemudian di pusatkan di barabai.pasukan demang datang untuk memperkuat pasukan pangeran hidayatullah.juga mengerahkan kapal-kapal terang dari suriname,bone dan kapal-kapal kecil terjadi pertempuran sengit dengan seruan”allahu akbar”.mereka penuh dengan keberanian menghadapi musuh karena yakin mati dalam perang ini adalah mati syahid.pasukan Belanda lebih unggul dari segi persenjataan.kemudian mereka membangun pertahanan di madang.setelah pertahanan jebol kemudian mereka berjuang berpindah – pindah.namun belanda terus memburuh dan mempersempit ruang gerak hidayatullah. Pada tanggal 28 februari 1862 berhasil di tangkap dan di asingkan di cianjur jawa barat berakhirlah perlawanan hidayatullah.
Dari pihak Antarsari terus melnjutkan perlawanan.oleh parah pengikutnya pangeran antarsari di angkat sebagai pejuang dan pemimpin agama islam dengan gelar amirudin kalifatullah mukminin
7. Aceh Berjihad
Aceh dikenal karena adanya tsunami tahun 2004 dan seburtan serambi mekkah. ibarat serambi mekkah merupakan daerah dan kerajaan yang berdaulat. Tetapi kedaulatan terganggu karena keserakaan dan dominasi belanda.dominasi dan kekejaman tersebut melahirkan Perang Aceh, perang terjadi pada tahun 1873-1912
a.Latar Belakang Perang Aceh
Aceh memiliki kedudukan yang strategis juga menjadi pusat perdagangan. Daerahnnya luas dengan hasil penting seperti ladang, hasil tambng, dan hasil hutan.karena itu dalam rangka mewujudkan pax neerlandica belanda berambisi menguasai aceh.tetapi orang aceh dan para sultan bersikeras mempertahankan aceh hal tersebut di dukung oleh traktat london hal tersebut menjadi kendala belanda. Perkembangan politik yang semakin memohok kesultanan aceh adalah ditandatanganinya traktat sumatera antara belanda dengan inggris 2 november 1871. isi traktat tersebut antara lain inggris memberi kebebasan kepada Belanda untuk memperluas daerah kekuasaannya diseluruh sumatera. Tahun 1873 Aceh mengirim Habib Abdurahman pergi ke Turki untuk meminta bantuan senjata.
Langkah-langkah tersebut diketahui ole pihak belanda, kemudian Belanda mengancam dan mengultimatum agar Kesultanan Aceh tunduk dibawah pemerintahan Hindia Belanda. Tanggal 26 maret 1873 Aceh dinilai membangkang. Kemudian pecahlah pertempuran aceh melawan Belanda. Para pejuang aceh dibawah pemerintahan Sultan Mahmud Syah II mengobarkan semangat jihad angkat senjata untuk melawan kezaliman Belanda.
Persiapan acehalam menmghadapi pemerintahan Hindia Belanda seperti pendirian pos-pos pertahanan,dibangun kuta semacam benteng untuk memperkuat pertahanan wilayah, penyiapan sejumlah pasukan dan persenjataan.
b. Syahid atau Menang
Agresi belanda terjadi pada tanggal 5 April 1873. Tentara belanda dibawah pimpinan jendral Mayor J.H.R kohler terus melakukan serangan terhadap pasukan Aceh. Pasukan aceh terdiri dari ulebalang ulama,dan rakyat terus mendapat gempuran dari Belanda. Tanggal 14 April 1873 terjadi pertempuran sengit dibawah pimpinan Teuku Imeung lueng bata melawan tentara belanda dibawah pimpinan kohler untuk memperebutkan Masjid Raya Baiturahman. Pasukan tersebut bershasil mengalahkan kohler dibawah pohon. Kemudian pon tersebut dinamakan Kohler Boom.
Setelah melipatgandakan kekuataanya tanggal 9 Desember 1873 belanda melakukan serangan atau agresi yang kedua. Dipimpin oleh J.van Swieten. Tanggal 6 Januari 1874 masjid tersebut dibakar. Tanggal 15 januari 1874 Belanda dapat menduduki istana setelah dikosongkan sultan mahmud syah. Tanggal 28 januari sultan mahmud syah meninggal dunia karena penyakit kolera.
Dengan jatuhnya masjid Baiturahamn Belanda mengakui bahwa Aceh merupakan daerah kekuasann belanda, namun Aceh tidak peduli. Dan Pada tahun 1884 mereka mengangkat putra mahkota muhammad daud syah sebagai sultan Aceh. Semangat juang semakin meningkat seiring pulangnya Habib Abdulrahman dari turki tahun 1877. Kemudian belanda menambah kekuatannya dan berhasil mendesak pasukan Habib Abdulrahman.
c. Perang Sabil
tahun 1884 muhammad daud syah telah dewasa dan dinobatkan sebagai sultan. Pada waktu upacra penobatan ini para pemuka Aceh memproklamirkan “ikrar prang sabil’ ( prang sabil). Dengan perang sabil perlawanan rakyat Aceh semakin meluas. Di Aceh bagian barat tampil teuku umar bersama istrinya cut nyak dien. Pertempuran sengit terjadi dimeulaho. Beberapa por pertahan berhasil direbut umar. Strategi konsentrasi stelsel belum efektif menghentikan perang Aceh. Tahun 1891 teungku cik di tiro meninggal, tahun 1893 teuku umar menyerah pada belanda. Pada 29 maret 1896 teuku umar berbalik melwan belanda. Peristiwa itu membuat belanda semakin marah dan geram. Snouck horgronye agar melakukan kajian tentang seluk beluk kehidupan dan semangat juang rakyat aceh. Oleh karena itu snouck horgronye mengusulkan beberapa cara:
a. Perlu memecah belah persatuan dan kekuatan masyarakat aceh, sebab di lingkungan aceh terdapat rasa persatuaan antara kaum bangsawan,ulama dan rakyat.
b. Menghadapi kaum ulama yang fanatik dalam memimpin perlawanan harus dengan kekerasan,yaitu dengan kekuatan senjata
c. Bersikap lunak terhadap kaum bangsawan dan keluarganya diberi kesempatan untuk masuk kedalam korps pamong praja dalam pemerintahan konial Belanda.
Genderang perang dimulai tahun 1899.perang ini berlangsung selama 10 tahun. Oleh karena itu selama 10 tahu terakhir 1899-1909 di aceh disebut masa sepuluh tahun berdarah (Tien bloedige jaren). Karena tekanan yang terus menerus januari 1903 sultan Muhammad Daud Syah terpaksa menyerah. Cara licik ini berhasil dan digunakan untuk mematahkan perlawanan panglima pop. lem dan tuanku raha keumala. Tanggal 6 September panglima polem juga menyarah. Tahun 1906 Cut Nyak Dien berhasil ditangkap dibuang di Sumedang, Jawa Barat dan meninggal tanggal 8 November 1908. Pada tahun 1911 tangse Teungku Ma’at Tiro berhasil ditembak mati.
Pada tanggal 26 september 1910 terjadi pertempuran sengit di Paya Cicem. Pang Nanggru tewas dan Cut Nyak Mutia berhasil meloloskan diri. Perang aceh berakhir pada tahun 1912 namun sebenarnya perang itu berakhir pada tahun 1942.
8.Perang Batak
Di Batak terdapat beberapa kelompok batak. Misalnya Batak Toba, Batak Karo, Batak Simalungun, Batak Mandailing, Batak Pakpak. Basis masyarakat batak berada di daerah kompleks perkampungan yang disebut huta. Gabungan dari huta disebut horja. Kesatuan dari beberapa bius itu terbentuklah satu wilayah kerajaan. Tahun 1870 yang menjadi raja patuan bosar ompu pulo yang bergelar Si Singamangaraja XII. Masuknya dominasi belanda ketanah batak disertai dengan penyebaran agama kristen. Namun hal tersebut ditolak oleh raja si singamangaraja karena ditakutkan akan menghilngkan tatanan tradisional dan bentuk kesatuan negeri yang telah ada secara turun temurun.
Dalam menghadapi perang melawan Belanda rakyat batak sudah menyiapkan benteng pertahanan seperti benteng alam yang terdapat di dataran tinggi toba dan silindung. Dilur tembok ditanami bambu berduru dan disebelah luarnya lagi dibuat selokan keliling yang cukup dalam. Pertempuran pertama terjadi di bahal batu yang berhasil dimenangkan belanda. Perang belanda semakin menyebar luas ke daerah-daerah lain. Dengan jumlah pasuka yang cukup besar belanda mulai mengepung bakkara, akhirnya benteng dan istana Bakkara ditembaki hujatan-hujatan senjata yang besar. Si singamangaraja berhasi meloloskan diri dan menyingkir. Namun berhasil diburu belanda. Dengan kekuatannya belanda berhasil menguasai tempat-tempat itu semua.
Juli tahun 1889 Si Singamangaja XII ke Bali angkat senjata. Tetapi tanggal 4 Desember 1899 huta puong jatuh ke tangan belanda. Pasukan Belanda dibawah pimpinan van Daden mengadakan operasi sapu bersih. Tahun 1907 belanda fokus menangkap si singamangaraja XII. Taggal 17 junio 1907 belanda berhasil menangkap Si Singamangaraja XII, dalam kleadan terdesak dia dan putera puteranya melarikan diri. Namun dalam pertempuran tersebut Si Singamangaraja berhasil tertembak mati, begitu juga puterinya dan kedua puteranya Sutan Nagari dari Patuan. Dengan demikian berakhirlah perlawanan Batak.
Narasumber Kelas XI-IBB 1, SMA Negeri 1 Sekaran Kab Lamongan TP 2014-2015 :
1. TRI WAHYUNI (Ketua)
2. SUCI (Anggota 1)
3. NURUL M (Anggota II)
4 IKA ZULIA (Anggota III)
5. IKA HENY (Anggota IV)
Langganan:
Postingan (Atom)